Dirjen Pemasyarakatan Ungkap Kronologi Kericuhan Lapas Nabire dan Rencana Pembenahan Keamanan

- Penulis

Selasa, 3 Juni 2025 - 04:23

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nabire, Papua Tengah papedanews.com Kericuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nabire, Papua, mendapat perhatian serius dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Brigjen Pol. Drs. Mashudi, menjelaskan secara langsung kronologi peristiwa dan langkah-langkah strategis yang diambil guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Peristiwa bermula ketika dua warga binaan pindahan menanyakan penghitungan dua pertiga masa tahanan mereka. Petugas keamanan lapas telah memberikan penjelasan secara personal, namun kedua warga binaan tersebut tidak puas dan menjadi emosional. Situasi memanas dan akhirnya berujung pada tindakan kekerasan terhadap petugas.

> “Mereka sudah dilayani secara satu per satu oleh petugas keamanan. Tapi karena tidak puas dan emosi, terjadi pemukulan terhadap anggota kami,” ungkap Mashudi saat konferensi pers di Nabire.

 

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mashudi juga membenarkan bahwa insiden itu melibatkan beberapa warga binaan lain yang kemudian memperkeruh keadaan. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah munculnya senjata tajam berupa parang di tengah kericuhan tersebut.

> “Kami belum bisa memastikan dari mana asal parang itu. Tim kami sedang mendalami, dibantu oleh Polres dan Dandim. Nanti akan kami sampaikan hasil penyelidikannya,” tambahnya.

 

Pembenahan SOP dan Fasilitas Keamanan

Dirjen PAS menegaskan bahwa lembaganya telah memiliki dan mengedarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengamanan sejak awal 2025. Namun, ia mengakui bahwa penerapan di lapangan masih perlu evaluasi dan penguatan.

Salah satu kendala di Lapas Nabire adalah ketiadaan menara pengawas yang semestinya menjadi elemen penting dalam sistem pengamanan. Dirjen PAS menyatakan bahwa pembangunan menara akan dilakukan di empat sisi lapas. Selain itu, struktur tembok lapas yang menggunakan bahan plat juga menjadi perhatian, mengingat kondisi geografis Nabire yang rawan gempa.

Baca Juga:  Pusat Layanan Anak Berkebutuhan Khusus MATAHARI Difabel Terapi Center?

> “Meski menggunakan plat karena alasan gempa, hingga kini bangunan masih kokoh. Tapi ke depan kami akan perkuat sistem pengawasannya,” jelasnya.

 

Atasi Overkapasitas: Pemindahan Narapidana dan Penambahan Petugas

Isu overkapasitas juga menjadi bagian dari permasalahan sistem pemasyarakatan saat ini. Data terakhir menunjukkan jumlah warga binaan di seluruh Indonesia mencapai 277.634 orang — meningkat hampir 3.000 hanya dalam waktu satu setengah bulan.

Sebagai solusi, Ditjen PAS melakukan redistribusi narapidana ke lapas-lapas dengan daya tampung lebih rendah, seperti di Jawa Tengah dan Nusa Kambangan. Langkah ini disebut telah berhasil menurunkan beban di beberapa lapas, termasuk dengan memindahkan lebih dari 800 narapidana.

> “Ini adalah langkah konkret kami untuk mengurai kepadatan warga binaan yang terjadi secara nasional,” ujar Mashudi.

 

Dalam aspek sumber daya manusia, sebanyak 4.414 CPNS pemasyarakatan telah diterima tahun ini. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, seluruh CPNS tersebut akan terlebih dahulu mengikuti pelatihan intensif selama dua minggu di kantor wilayah sebelum diterjunkan ke lapangan.

> “Selama ini CPNS langsung bekerja tanpa pelatihan, ini tidak boleh terjadi lagi. Kita akan latih mereka dulu, seperti halnya proses pembinaan di Polri atau TNI,” tegasnya.

Penempatan tambahan petugas di Lapas Nabire akan disesuaikan dengan analisis kebutuhan dan akan dikordinasikan dengan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Papua.

Pembinaan Tetap Jadi Prioritas

Mashudi juga menegaskan bahwa seluruh warga binaan pada dasarnya adalah individu yang sedang menjalani proses perubahan. Program pembinaan dan pelatihan kerja di dalam lapas terus dijalankan untuk membentuk pribadi yang siap kembali ke masyarakat.

“Semua warga binaan adalah orang baik yang sedang kami bimbing agar keluar dari sini bisa diterima masyarakat, bisa mandiri, bisa memasak, bertani, membuat roti—dan semua kami latih di dalam,” tutupnya.

 

 

Papedanews

Berita Terkait

Wakil Gubernur Papua Tengah Sampaikan Pendapat Akhir Pemerintah pada Pengesahan Tiga Raperda
Gubernur Papua Tengah melaksanakan tatap muka bersama pengurus Komisi Penanggulangan AIDS
Tekan Penyakit Menular, Gubernur Papua Tengah Dukung Penuh Sigap KPA
Kampung Kalisemen Rayakan HUT RI ke-80 dan HUT Kampung ke-43 dengan Meriah
Keluarga polri berduka, dua anggota Brimob tewas di serang KKB , lima karyawan selamat dari serangan
KEBAKARAN DI KOTA LAMA, DAMKAR PADAMKAN API DALAM 1 JAM 49 MENIT
KPA Papua Tengah dan Dinas Pendidikan Sepakat Perkuat Edukasi Pencegahan HIV-AIDS di Sekolah
Wagub Deinas Geley Ajak Bupati se-Papua Tengah Fokus Atasi Masalah Gizi”
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 02:31

Wakil Gubernur Papua Tengah Sampaikan Pendapat Akhir Pemerintah pada Pengesahan Tiga Raperda

Jumat, 15 Agustus 2025 - 05:56

Gubernur Papua Tengah melaksanakan tatap muka bersama pengurus Komisi Penanggulangan AIDS

Jumat, 15 Agustus 2025 - 04:30

Tekan Penyakit Menular, Gubernur Papua Tengah Dukung Penuh Sigap KPA

Kamis, 14 Agustus 2025 - 01:29

Kampung Kalisemen Rayakan HUT RI ke-80 dan HUT Kampung ke-43 dengan Meriah

Rabu, 13 Agustus 2025 - 21:03

Keluarga polri berduka, dua anggota Brimob tewas di serang KKB , lima karyawan selamat dari serangan

Selasa, 12 Agustus 2025 - 03:49

KPA Papua Tengah dan Dinas Pendidikan Sepakat Perkuat Edukasi Pencegahan HIV-AIDS di Sekolah

Senin, 11 Agustus 2025 - 13:51

Wagub Deinas Geley Ajak Bupati se-Papua Tengah Fokus Atasi Masalah Gizi”

Senin, 11 Agustus 2025 - 13:46

Wagub Deinas Geley Ajak Bupati se-Papua Tengah Fokus Atasi Masalah Gizi”

Berita Terbaru