Nabire, Papua Tengah papedanews.com Pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Yaro, Distrik Yaro, Kabupaten Nabire, mengalami gangguan serius akibat aksi pemalangan yang dilakukan oleh pemilik lahan, Ibu Yosepa. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena belum diselesaikannya pembayaran lahan yang digunakan untuk pembangunan Puskesmas tersebut sejak tahun 2006 hingga saat ini.
Aksi pemalangan dilakukan dengan menutup akses masuk ke fasilitas Puskesmas, sehingga aktivitas pelayanan kepada masyarakat menjadi terhenti sementara. Masyarakat yang hendak berobat terpaksa kembali karena petugas tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut keterangan Ibu Yosepa selaku pemilik hak ulayat, pihaknya telah berulang kali menyampaikan tuntutan kepada instansi terkait agar pembayaran atas lahan tersebut segera ditindaklanjuti. Namun, hingga kini belum ada penyelesaian yang jelas dari pemerintah daerah.
“Kami sudah bersabar sejak tahun 2006. Kami hanya menuntut hak kami. Selama hampir dua dekade, tanah ini digunakan tanpa penyelesaian yang jelas. Sekarang kami minta perhatian dan keadilan,” ungkap Ibu Yosepa.
Menanggapi hal ini, pihak Puskesmas menyatakan prihatin atas kondisi yang terjadi dan berharap ada solusi secepatnya agar pelayanan kepada masyarakat dapat kembali normal. “Kami sangat berharap pemerintah segera mengambil langkah mediasi dan penyelesaian agar aktivitas Puskesmas kembali berjalan, karena ini menyangkut layanan kesehatan masyarakat,” ujar salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Yaro.
Sementara itu, masyarakat setempat mengungkapkan kekhawatirannya atas terhentinya pelayanan kesehatan. Mereka meminta pemerintah daerah segera turun tangan dan menyelesaikan persoalan ini demi kepentingan bersama, terutama masyarakat kecil yang sangat bergantung pada layanan Puskesmas.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Nabire terkait langkah penyelesaian atas tuntutan pemilik lahan tersebut.
Papedanews