Nabire, Papedanews.com-
Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Papua Provinsi Papua Tengah (DPRP Provinsi Papua Tengah), Bekies Sony Kogoya, S.Km., M.Kp., menegaskan bahwa Gereja Injili di Indonesia (GIDI) bukanlah kelompok separatis, melainkan pilar utama dalam pelayanan iman, pendidikan rohani, dan pembangunan karakter umat Kristen di Tanah Papua, Minggu/20/4/2025.
Pernyataan itu disampaikannya dalam Perayaan Paskah gabungan GIDI se-Kabupaten Nabire yang untuk pertama kalinya menghadirkan tiga klasis dan 52 jemaat dalam satu lokasi. Kegiatan besar ini dilaksanakan di Bandara Lama Nabire dan dihadiri oleh ribuan jemaat dari berbagai wilayah.
Menariknya, selain sebagai pejabat publik, Bekies juga bertindak langsung sebagai Ketua Panitia Perayaan, memperlihatkan keterlibatan nyata dan kepedulian personal terhadap kehidupan rohani umat.
ADVERTISEMENT
.
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya hadir di sini bukan sebagai politisi yang membawa agenda lain, tetapi sebagai orang percaya yang datang untuk beribadah bersama saudara-saudari seiman, merayakan kebangkitan Kristus,” ujarnya dalam sambutan.
Acara ini juga turut dihadiri oleh Wakil Presiden GIDI Pendeta Rainer Roye, Rektor Sekolah Tinggi Teologi GIDI, serta unsur Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah, sejumlah anggota DPRP Papua Tengah, dan perwakilan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta Ribuan jemaat. Kehadiran lintas sektor ini menjadi bukti kuatnya dukungan terhadap pelayanan gereja dan kehidupan beragama di Papua Tengah.
Bekies secara tegas menanggapi stigma negatif yang kerap diarahkan kepada GIDI. Ia menyebut pelabelan seperti “separatis” atau “teroris” sebagai bentuk kesalahpahaman yang menyesatkan. “Visi GIDI sangat jelas memberitakan Injil sampai ke ujung bumi, sesuai Kisah Para Rasul 1:8. Tidak ada motif tersembunyi. Ini murni panggilan iman dan pelayanan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyuarakan harapan besar atas rencana pembangunan Sekolah Tinggi Teologi GIDI di Nabire. Menurutnya, lahan sudah tersedia, dan pembangunan tinggal menunggu dukungan dari Pemerintah Provinsi Papua Tengah, terutama melalui pemanfaatan dana IBA (Insentif Bagi Afirmasi).
“Kami di DPRP Papua Tengah siap menjadi mitra strategis gereja dalam membangun manusia Papua yang kuat secara rohani, kokoh dalam karakter, dan cakap secara intelektual,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh elemen eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat sipil untuk mendukung penuh pelayanan gereja dan berhenti menyematkan stigma yang menghambat misi-misi rohani yang damai dan konstruktif.
Perayaan ditutup dengan pujian dan doa syukur, mencerminkan semangat kebangkitan dan kesatuan tubuh Kristus di tengah tantangan zaman, serta komitmen bersama untuk menjaga nilai-nilai kekristenan di Tanah Papua.
( papedanews )


























