Nabire,Papua tengah,Papedanews.com-
Pagi yang dingin di Nabire seketika hangat oleh suara riang anak-anak yang bersiap menampilkan hadrah. Dengan keterbatasan fisik dan mental, mereka tetap tampil penuh semangat dan penghayatan. Jemari mungil yang menabuh rebana dan langkah-langkah kecil yang mengikuti irama membuat banyak hadirin meneteskan air mata haru. Penampilan ini menjadi pembuka yang indah dan bermakna dalam acara Halal Bihalal Yayasan Matahari Inklusi Nabire, Jumat pagi, di Sekretariat Difabel, Graha Kelapa Dua.
Tepat pukul 09.30 WIT, suasana sekretariat mulai ramai. Suara salam dan tawa bercampur dengan derap langkah tamu yang berdatangan. Ibu-ibu dengan busana berwarna-warni tampak sibuk menyiapkan hidangan, sementara para bapak dari berbagai instansi duduk lesehan di atas karpet merah yang mulai usang. Kursi-kursi lama milik yayasan ikut mengisi ruangan, menciptakan atmosfer kekeluargaan yang hangat dan bersahaja.“Kami di Dinas Sosial Provinsi Papua tidak akan pernah berhenti mendukung teman-teman difabel,” ujar Sekretaris Perwakilan Dinas Sosial dengan penuh empati. Pernyataan ini disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin. Tidak lama berselang, anak-anak difabel kembali tampil dengan tarian penuh semangat yang membakar semangat semua yang hadir.
Saat Ustadz Muchomin menyampaikan tausiyah bertema kisah dalam Al-Qur’an, suasana mendadak hening. Suaranya yang berat dan penuh getaran emosional menggugah hati para tamu. Banyak yang menunduk khusyuk, menyeka air mata haru. “Ini adalah acara paling bermakna tahun ini,” ujar beliau menutup tausiyahnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Puncak kebersamaan terjadi saat sesi makan bersama. Nasi box dibagikan dari tangan ke tangan, disertai tawa riuh saat sendok tertukar atau salah ambil lauk. Pak Lurah yang biasanya berwibawa pun tampak lebih santai, mencicipi berbagai hidangan sambil mengelus kepala anak-anak yang lewat di hadapannya.
“Lihat mereka,” bisik seorang perwakilan Dinas Sosial Kabupaten kepada Ketua Yayasan, dengan mata berkaca-kaca. “Inilah bukti bahwa Nabire masih memiliki hati.” Ia pun berjanji akan kembali berkunjung di lain kesempatan.Di sudut ruangan, anak-anak difabel terlihat asyik bermain bersama anak-anak yatim piatu. Tak ada sekat, tak ada perbedaan—yang ada hanyalah tawa, semangat, dan kebersamaan.
Berbagai tokoh dan elemen masyarakat hadir memberikan dukungan, baik secara moral maupun materi. Bantuan sembako disalurkan dari Dinas Perhutanan, Dinas Peternakan Kabupaten Nabire, rombongan Zipur, serta tim dari BRI dan Bulog. Semua datang bukan sekadar sebagai tamu, tetapi sebagai bagian dari keluarga besar yang peduli.
Ketika azan Dzuhur berkumandang, tak satu pun tamu beranjak tergesa. Mereka masih bertahan, berfoto bersama, saling berpelukan, dan berjanji untuk bertemu kembali. Matahari siang tepat di atas kepala saat acara usai, namun kehangatan momen itu terasa akan menetap lama dalam ingatan semua yang hadir.
( papedanews )