Nabire, Papua Tengah papedanews.com Yayasan Peduli Difabel (Anak Berkebutuhan Khusus), Anak Yatim Piatu, dan Anak Putus Sekolah Kabupaten Nabire mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah agar membangun Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Nabire sebagai ibu kota provinsi.
Usulan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Yayasan Peduli Difabel, Maria Yetiasaputri Kapitarauw, S.Sos., MM, sebagai bentuk kepedulian terhadap meningkatnya jumlah penderita gangguan jiwa di Nabire dan wilayah sekitarnya.
ADVERTISEMENT
.
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam keterangannya, Maria menyampaikan bahwa selama ini banyak penderita gangguan jiwa yang akhirnya dititipkan ke yayasan, meskipun yayasan tersebut tidak memiliki kewenangan, tenaga medis, maupun fasilitas yang memadai untuk menangani kasus kesehatan jiwa secara profesional.
“Kami merasa sangat terbebani secara moral dan kemanusiaan. Tanpa fasilitas seperti ruang karantina, ruang terapi, obat-obatan khusus, serta peralatan medis yang memadai, perawatan tidak dapat dilakukan secara optimal dan manusiawi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, meningkatnya gangguan kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan ekonomi, persoalan kesejahteraan sosial, hingga minimnya akses layanan kesehatan jiwa. Kondisi tersebut, menurutnya, membutuhkan penanganan serius dan berkelanjutan dari pemerintah.
Yayasan Peduli Difabel menilai pembangunan Rumah Sakit Jiwa di Nabire merupakan kebutuhan mendesak. Selain sebagai pusat layanan kesehatan mental, RSJ juga diharapkan menjadi sarana edukasi masyarakat agar stigma terhadap penderita gangguan jiwa dapat diminimalisir.
Beberapa manfaat yang diharapkan dari pembangunan RSJ di Nabire antara lain tersedianya fasilitas kesehatan mental yang representatif, pelayanan medis yang profesional dan berkelanjutan, serta peningkatan kualitas hidup pasien dan keluarganya.
Selain itu, RSJ juga dapat berperan sebagai pusat penyuluhan dan edukasi kesehatan mental bagi masyarakat Papua Tengah, sehingga gangguan jiwa dapat dicegah dan ditangani sejak dini.
“Dengan adanya RSJ, masyarakat tidak lagi harus membawa pasien keluar daerah untuk mendapatkan perawatan. Ini tentu sangat membantu, baik secara ekonomi maupun sosial,” jelas Maria.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Yayasan Peduli Difabel menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Papua Tengah serta pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung pembangunan RSJ di Nabire.
Yayasan juga siap berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan, edukasi masyarakat, serta pendampingan sosial guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di Papua Tengah.
“Kami percaya, setiap kontribusi sekecil apa pun akan sangat berarti demi terwujudnya fasilitas kesehatan jiwa yang layak dan bermartabat bagi masyarakat,” tambahnya.
Yayasan Peduli Difabel berharap Pemerintah Provinsi Papua Tengah dapat mempertimbangkan usulan tersebut secara serius dan segera mengambil langkah strategis untuk merealisasikan pembangunan Rumah Sakit Jiwa di Nabire.
Dengan tersedianya fasilitas kesehatan jiwa yang memadai, diharapkan Papua Tengah dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara mental, produktif, dan sejahtera.


























