Nabire, Papua Tengah papedanews.com Kepolisian Resor Nabire kembali menunjukkan komitmennya menjaga keamanan masyarakat. Kasus pencurian uang gereja sebesar Rp1,1 miliar dengan modus pecah kaca mobil berhasil diungkap, tiga orang pelaku diamankan, sementara satu lainnya masih buron.
Kapolres Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K., menyampaikan bahwa peristiwa ini terjadi pada Rabu, 13 Agustus 2025 sekitar pukul 12.30 WIT, di halaman Sekolah Tinggi Agama Kristen Nabire. Uang tunai sebesar Rp1,2 miliar yang baru ditarik dari Bank Papua disimpan di dalam mobil. Tak lama kemudian, kaca mobil ditemukan pecah dan uang Rp1,1 miliar hilang.
“Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku sudah membuntuti korban sejak keluar dari bank hingga akhirnya melakukan aksinya saat korban lengah,” jelas Kapolres.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penangkapan di Serui
Satreskrim Polres Nabire bersama tim Opsnal Polres Kepulauan Yapen bergerak cepat. Pada Jumat, 15 Agustus 2025, tiga pelaku berinisial BAHS, IB, dan ADS ditangkap saat hendak melarikan diri menggunakan kapal cepat menuju Biak. Satu pelaku lain berinisial MT masih dalam pengejaran di wilayah Timika.
Barang bukti yang diamankan antara lain uang tunai Rp798,6 juta, alat besi pemecah kaca, sebuah mobil Toyota Avanza Veloz, dua unit sepeda motor, serta rekaman CCTV.
Residivis Antarwilayah
Kasat Reskrim Polres Nabire, AKP Bertu Haridyka Eka Anwar, S.T.K., S.I.K., M.H., menegaskan bahwa dua dari tiga pelaku merupakan residivis kasus serupa di wilayah Sulawesi Selatan dan Papua Barat.
“Mereka berpindah-pindah kabupaten, memantau masyarakat yang menarik uang dalam jumlah besar. Begitu ada kesempatan, mereka beraksi dengan modus pecah kaca,” ungkapnya.
Ketiga pelaku kini ditahan di Mapolres Nabire dan dijerat Pasal 363 KUHPidana dengan ancaman hukuman hingga sembilan tahun penjara.
Imbauan dan Harapan
Kapolres mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat membawa uang dalam jumlah besar.
“Jangan pernah meninggalkan uang di mobil tanpa pengawasan. Kejahatan muncul ketika kita lengah,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kebersamaan dalam menjaga keamanan.
“Polri tidak bisa bekerja sendiri. Dengan dukungan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh warga, Nabire akan tetap aman dan damai. Mari kita bersatu, karena keamanan adalah pondasi bagi pembangunan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa meski pelaku kejahatan selalu mencari celah, kebenaran pada akhirnya akan terungkap dan keadilan pasti ditegakkan.