Nabire, Papua Tengah papedanews.com- Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (YAPKEMA) Papua secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Kampus II STT Walter Post Nabire. Kerja sama ini bertujuan untuk membangun Penyadaran mengenai penyakit menular seksual (PMS) serta meningkatkan kapasitas mahasiswa melalui pendekatan kontekstual, di antaranya lewat pelatihan, pembinaan, seminar, dan pemberdayaan mahasiswa yang notabene calon hamba Tuhan maupun guru di masa depan.
Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung di Aula Kampus II STT Walter Post, Jl. Tapioka–Nabarua, Nabire, pukul 11.00 WIT. Acara diawali dengan ibadah bersama yang dihadiri mahasiswa, civitas akademika, pihak Yapkema, dosen, serta simpatisan.
Pihak kampus menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah membangun manusia Papua yang dibekali pengetahuan tentang HIV/AIDS, pola makan, pola hidup, serta pola asuh anak secara efektif. Selain itu, pihak kampus juga mengajak Yapkema untuk mengembangkan pelatihan pengelolaan ekonomi lokal agar mahasiswa siap bersaing di dunia usaha.“Terima kasih kepada pihak Yapkema yang sudah datang ke STT. Kami menerima mereka dan sepakat menjalin kerja sama. Kami melihat peningkatan kapasitas mahasiswa di luar jadwal akademik sangat penting. Kami juga menilai Yapkema dan kampus STT memiliki visi, misi, serta tujuan yang sama, yakni membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi masyarakat sebagai sasaran utama,” ujar Ketua STT Walter Post, Pdt. Marthen Dou, dalam sambutannya (17/09/25), pukul 11.30 WIT.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, kerja sama ini juga menyangkut aspek ekonomi jemaat, karena mahasiswa STT nantinya akan terjun langsung melayani masyarakat. “Mulai dari MoU ini sampai nanti evaluasi, kami siap bekerja sama dengan pihak Yapkema,” pungkas Dou.
Sementara itu, Direktur Yapkema Papua, Hanok Herikson Pigai, menyampaikan terima kasih atas keterbukaan kampus STT Walter Post. Menurutnya, kampus tersebut memiliki misi besar bagi orang Papua dengan mencetak banyak teolog, termasuk tokoh-tokoh yang kini sudah berkiprah luas.
“Sudah lebih dari satu bulan kami membangun diskusi bersama 10 perguruan tinggi di Nabire agar Yapkema dapat memberikan pengetahuan tentang PMS: HIV, gonore, sifilis, dan lainnya. Kami tidak bermaksud menilai mahasiswa menghadapi situasi itu, tetapi di luar sana banyak orang meninggal karena penyakit tersebut,” ungkap Hanok.
Hanok juga membagikan pengalamannya usai mengikuti agenda di Fiji bersama rekan-rekan dari kawasan Melanesia. Dalam diskusi, mereka membandingkan perkembangan populasi di Papua Nugini (PNG) dengan West Papua.
“Pada tahun 1980, populasi PNG sekitar 2 juta jiwa, hampir sama dengan West Papua. Kini, populasi PNG sudah lebih dari 10 juta, sedangkan orang asli Papua di Indonesia masih sekitar 2 juta lebih, tanpa perkembangan signifikan,” jelasnya.
Menurutnya, salah satu faktor berkurangnya populasi orang Papua adalah HIV/AIDS. “Data menunjukkan, di Papua Tengah jumlah kasus HIV sudah mencapai lebih dari 23 ribu. Karena itu, Yapkema konsisten membangun penyadaran agar orang Papua tetap sehat dan hidup di tanahnya sendiri,” tegas Hanok.
Di akhir acara, Ketua STT Walter Post, Pdt. Marthen Dou, menegaskan kembali bahwa visi, misi, dan tujuan kampus sejalan dengan Yapkema dalam melindungi masyarakat dari bahaya HIV/AIDS dan masalah sosial lainnya.
“Melalui kerja sama ini, mahasiswa akan dibekali agar siap melakukan sosialisasi massal di tempat pelayanan mereka. Selain itu, kegiatan penginjilan yang rutin dilakukan juga akan didukung dengan pembekalan tersebut,” tutupnya.
( Papedanews )