Pilkada Berdarah Yang Dimanfaatkan KKB,12 Orang Tewas Ratusan Luka Dan Rumah Habis Terbakar Di Puncak Jaya

- Penulis

Sabtu, 5 April 2025 - 11:03

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puncak jaya – Papua Tengah, Papedanews.com-
Ketika demokrasi seharusnya menjadi pesta rakyat, di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Pilkada justru berubah menjadi panggung berdarah. Sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025, bumi Cenderawasih diguncang konflik brutal antarpendukung pasangan calon kepala daerah. Hasilnya: 12 nyawa melayang, lebih dari 650 orang terluka, dan ratusan rumah serta fasilitas umum luluh lantak dilalap api.
Konflik yang pecah di jantung wilayah pegunungan tengah Papua ini bukan sekadar perseteruan politik biasa. Aksi kekerasan terjadi secara sistematis, melibatkan senjata tradisional seperti panah hingga tembakan senjata api, yang belakangan diduga berasal dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menunggangi kekacauan demi kepentingan mereka.

“Dari hasil pendataan, 12 orang meninggal dunia. Delapan di antaranya merupakan pendukung Paslon 01,” ujar Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., dalam pernyataan resmi yang dirilis kepada media.

Namun tragedi tak berhenti di situ. Sebanyak 658 orang mengalami luka akibat serangan panah dan kekerasan fisik yang brutal. Dari jumlah tersebut, 423 korban berasal dari kubu Paslon 01 dan 230 lainnya dari pendukung Paslon 02. Angka ini mencerminkan betapa masif dan tidak terkendalinya bentrokan yang terjadi di tengah proses demokrasi yang seharusnya damai.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak hanya korban jiwa dan luka-luka, kerugian material juga tercatat sangat besar. Sebanyak 201 bangunan dibakar massa. Di antaranya, 196 rumah warga hangus, bersama satu gedung sekolah dasar, kantor balai kampung, kantor distrik Irimuli, kantor Partai Gelora, serta balai desa Pagaleme.

Baca Juga:  Wagub Papua Tengah, Deinas Geley, menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Produk Hukum Daerah Tahun 2025

Brigjen Faizal mengungkapkan temuan paling mengkhawatirkan: adanya keterlibatan KKB yang memanfaatkan momentum politik untuk melancarkan aksi kekerasan bersenjata. “Beberapa korban ditemukan meninggal akibat tembakan senjata api. Ini bukan hanya konflik massa, tapi ada infiltrasi KKB yang memperkeruh suasana,” tegasnya.

Keterlibatan KKB dalam Pilkada ini bukanlah hal remeh. Ini adalah indikasi bahwa kelompok bersenjata telah menjadikan kekacauan politik sebagai ladang subur untuk menyebarkan teror dan menantang kehadiran negara.

Kombes Pol. Yusuf Sutejo, S.I.K., M.T., selaku Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, turut angkat suara. Ia mengajak masyarakat Puncak Jaya untuk tidak terprovokasi dan bersama-sama menjaga ketertiban umum.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat agar tidak terjebak dalam pusaran konflik dan tetap menjaga stabilitas. Keamanan bukan hanya tugas aparat, tapi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.

Namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa imbauan semacam ini kerap kalah oleh bara emosi, dendam politik, dan minimnya penegakan hukum yang adil. Ketegangan di Puncak Jaya menjadi potret buram demokrasi di wilayah konflik, tempat suara rakyat bisa dengan mudah tenggelam dalam jeritan korban dan asap kebakaran.

Kini, saat api masih tersisa di puing-puing rumah warga, pertanyaan besarnya adalah: di mana peran negara? Apakah Pilkada di daerah konflik akan terus menjadi panggung kekerasan, atau bisakah keadilan dan keamanan benar-benar ditegakkan?
( papedanews )
Sumber dirgantaraonline.co.id

Berita Terkait

Kepala Suku Moni Intan Jaya di Kabupaten Nabire Ajak Warga Bersatu Menjaga Keamanan dan Ketertiban
Diduga Tak Dapat Japrem, Oknum Wartawan Angkat Isu 303
Tokoh Depapre Ingatkan Warga Papua Jangan Terhasut Hoaks dan Propaganda OPM
Bertindak Selaku Inspektur Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97, Ini Pesan Waka Polda Papua Tengah
Ketua Perdamaian dan Keadilan Pdt. Deserius Adii dan Kepala Suku Besar Meepago Melkias Keiya Serukan Persatuan dan Keutuhan Adat..
TIGA LEMBAGA ADAT PAPUA: LMA, DAP, DAN PERKUMPULAN MASYARAKAT MEEPAGO PROVINSI PAPUA TENGAH.
Bentuk kepedulian ,Presiden Prabowo berikan hadiah motor tiga roda untuk kepala suku nayak
Kapolres Nabire Pastikan Kondisi Aman! Warga Diimbau Bijak Tangkal Isu Hoaks KKB*
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 11:54

Komisi I DPR Papua Tengah Tegaskan Mimika Berada di Papua Tengah, Bukan Lagi Papua

Kamis, 27 November 2025 - 11:47

Bupati Mimika Dinilai Langgar Koordinasi, DPR Papua Tengah Angkat Suara Soal Dividen Freeport

Kamis, 27 November 2025 - 06:31

Persiapan Mubes Masyarakat Madura Jawa dan Pasundan Papua Tengah Semakin Matang

Rabu, 26 November 2025 - 10:58

Musda I BPD HIPMI Papua Tengah Resmi Digelar, Yoti Gire Terpilih sebagai Ketua BPD HIPMI Papua Tengah

Rabu, 26 November 2025 - 10:50

Polres Nabire Ingatkan Pedagang: Beras SPHP Wajib Dijual Sesuai HET

Rabu, 26 November 2025 - 04:13

Ketua Caretaker Papua Tengah, Sucianti Suaib Saenong, Tinjau Langsung Persiapan Musda I BPD HIPMI Papua Tengah

Rabu, 26 November 2025 - 03:27

Kepala suku besar meepago Melkias Keiya Tegaskan Kedaulatan Adat Tidak Boleh Diintervensi Pemerintah.

Selasa, 25 November 2025 - 08:53

Menjelang Musda I, Tim Caretaker BPD HIPMI Papua Tengah dan Caketum HIPMI PT Audiensi dengan Gubernur Papua Tengah

Berita Terbaru