Semangat Kartini Hidup Dalam Sosok Maria Yetiasaputri Kapitarauw: Perjuangan Tanpa Lelah Untuk Anak Disabilitas Fan Yatim Piatu Di Nabire

- Penulis

Senin, 21 April 2025 - 13:04

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nabire, Papedanews.com-
Semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan serta kesetaraan gender di era 1800-an, hingga kini terus menginspirasi perempuan Indonesia. Salah satu sosok yang merefleksikan nilai-nilai perjuangan Kartini adalah Maria Yetiasaputri Kapitarauw, S.Sos., M.M., AWP., perempuan asal Papua yang kini tengah menempuh pendidikan doktoral (S3) di Australia.senin/21/4/2025.

Dikenal dengan sapaan akrab Maria Yeti, ia tergerak untuk memberikan pendidikan layak bagi anak-anak disabilitas, anak berkebutuhan khusus (ABK), yatim piatu, serta anak-anak putus sekolah di Nabire, Papua. Perjalanan pengabdiannya bermula dari mimpi yang ia alami tiga kali berturut-turut, di mana ia menjadi sopir bus yang mengangkut penumpang difabel menuju sebuah taman tempat mereka bermain bahagia. Mimpi itu ia yakini sebagai panggilan Tuhan.Tak lama setelah itu, Maria Yeti bertemu dengan dua anak disabilitas yang kemudian ia anggap sebagai anak sendiri. Tanpa disangka, semakin banyak anak-anak disabilitas dan yatim piatu yang datang atau dikirim kepadanya. Ia pun memutuskan untuk merawat dan mendidik mereka, meski harus memulainya dari tempat sederhana yang kemudian dikenal sebagai Panti Seng Bekas, karena bangunannya berdinding seng dan berlantaikan tanah.

Kesulitan untuk menyekolahkan anak-anak tersebut ke sekolah formal tidak mematahkan semangatnya. Maria Yeti mendatangi Dinas Pendidikan dan memohon petunjuk. Ia kemudian diberi izin menyelenggarakan pendidikan kesetaraan Paket A (setara SD), Paket B (SMP), Paket C (SMA), serta PAUD.

Seiring berjalannya waktu, dengan bantuan para relawan yang tulus tanpa bayaran, Maria Yeti mendirikan lembaga pendidikan inklusif Sekolah Inklusi Matahari, satu-satunya di Nabire yang menggabungkan anak normal dan anak berkebutuhan khusus dalam satu sistem. Ia juga mendirikan PKBM dan TK, serta Therapy Center untuk anak-anak disabilitas dan ABK.

Yang luar biasa, seluruh layanan tersebut diberikan secara gratis kepada anak-anak asli Papua yang tidak mampu. Bahkan bagi keluarga yang mampu sekalipun, lembaga yang dikelola Maria Yeti yakni Yayasan Forum Peduli Difable Indonesia (YFPDI) Nabire Papua tetap mengedepankan prinsip kemanusiaan, menyediakan makanan bergizi gratis dan pelayanan terapi jauh sebelum program serupa diwacanakan pemerintah.Ia bahkan tak segan mengembalikan dana dari para orang tua untuk dialihkan dalam bentuk permakanan sehat harian bagi anak-anak tersebut.

Selama lebih dari 13 tahun perjuangannya, jumlah murid terus bertambah. Namun hingga kini, Maria Yeti masih memiliki sejumlah impian yang belum terwujud, seperti pembangunan ruang terapi yang lebih representatif dan tambahan ruang kelas agar semua anak bisa belajar di pagi hari. Meski dana belum tersedia, ia tetap yakin bahwa kasih dan kuasa Tuhan akan membuka jalan bagi perjuangannya.

“Selama ini, saya percaya Tuhan selalu mengirimkan orang-orang baik untuk membantu. Saya yakin, jalan itu akan selalu terbuka,” tuturnya.

Selamat Hari Kartini 2025
Semangatmu, Maria Yeti, adalah Kartini masa kini yang sejati.

( papedanews )

Berita Terkait

Lelang Aset Rampasan Tipikor: Kejari Nabire Kembalikan Rp452 Juta untuk Negara
Gagasan Inklusif Maria Yetiasaputri Gemparkan UNS: Program Pemberdayaan Disabilitas Dapat Standing Ovation Peserta
Kepala Suku Besar Moni Sampaikan Terimakasih Atas Bantuan Dari Pemerintahan Pusat
Peringati HUT Dharma Wanita ke-26, Papua Tengah Mantapkan Komitmen Membangun SDM Unggul dan Sehat
Pemerintah Salurkan Bantuan Usaha dan Modal Awal kepada Koordinator Suku Wate di Kampung Waharia
Media sosial Heboh Beredar Video Pendulangan Ilegal Di Uwapa Sirowo, Nabire Papua Tengah
Generasi Muda Harus Siap Bersaing Global, Pesan drg. Putih Sari dalam Sosialisasi Migrasi Aman
Diduga Tak Dapat Japrem, Oknum Wartawan Angkat Isu 303
Berita ini 16 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 22 November 2025 - 02:41

SC Telah Menutup Proses Tahapan Pendaftaran Bakal Calon Musda I BPD HIPMI Papua Tengah

Sabtu, 22 November 2025 - 02:25

SC Telah Menutup Proses Tahapan Pendaftaran Bakal Calon Musda I BPD HIPMI Papua Tengah

Kamis, 20 November 2025 - 05:32

Lelang Aset Rampasan Tipikor: Kejari Nabire Kembalikan Rp452 Juta untuk Negara

Rabu, 19 November 2025 - 11:39

Cuaca dingin menyelimuti kota Bandung Akibat hujan dari siang dini hari

Minggu, 16 November 2025 - 05:00

Anggota DPRK Nabire, Dina Misiro minta Pemerintah dan Aparat Perkuat Kamtibmas Jelang Natal 2025

Jumat, 14 November 2025 - 17:29

Pujian dan hiPenting diketahui !! Cara Menerima dan Memberi Kritik Membangun

Jumat, 14 November 2025 - 16:30

Hari Kesehatan Nasional ke 61  Papua Tengah, wujudkan Program Prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur di Bidang Kesehatan.

Kamis, 13 November 2025 - 10:33

Wagub Papua Tengah Hadiri Rakor Nasional 2026 di Tanggerang: Percepatan Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran Menuju Pendidikan Berkualitas untuk Semua

Berita Terbaru