Nabire, Papua tengah,Papedanews.com-
Natal di tengah hutan belantara terasa begitu berbeda. Pohon-pohon besar menjulang tinggi, seperti pelindung alami dari langit yang biru. Di bawah rindangnya dedaunan, sinar matahari menyusup perlahan, menciptakan pola indah di tanah yang lembab. Sebuah sungai kecil mengalir tenang, dengan gemericik air yang menjadi nyanyian alam, ditemani suara burung-burung yang berkicau riang.
Tidak ada lampu kelap-kelip, tidak ada kemeriahan kota, hanya suara-suara murni dari alam. Malam itu, di dekat perapian kecil, sebuah keluarga sederhana berdoa dalam keheningan, bersyukur atas kehidupan dan ciptaan Tuhan yang luar biasa. Lilin-lilin kecil dinyalakan sebagai simbol terang di tengah gelapnya hutan.
Di kejauhan, suara jangkrik dan serangga malam seperti menyanyikan pujian. Seekor rusa melintas perlahan, mengintip dari balik semak-semak, seolah ikut merasakan suasana damai yang menyelimuti malam itu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Natal di sini adalah pengingat bahwa keindahan sejati tak selalu berada di tengah keramaian, melainkan dalam kesederhanaan dan harmoni dengan alam semesta.
Malam itu begitu hening di tengah hutan belantara. Sang ayah duduk di dekat perapian kecil, wajahnya diterangi oleh cahaya lembut dari api. Ia menarik napas dalam-dalam, mengisi dadanya dengan udara segar penuh aroma dedaunan basah. Di sampingnya, sang ibu menggendong anak mereka yang tertidur pulas, terbungkus kain hangat.
“Tuhan yang Maha Baik,” ucap sang ayah pelan, suaranya serak penuh rasa syukur. “Kami bersyukur atas kehidupan yang Kau berikan, atas kedamaian di tempat ini. Selamat Natal untukmu, istriku, dan untuk anak kita tercinta.”
Sang ibu tersenyum, matanya berkaca-kaca. “Selamat Natal juga untukmu. Terima kasih sudah menjadi cahaya bagi kami di tengah gelapnya dunia.”
Ketika malam semakin larut, kunang-kunang mulai keluar dari persembunyiannya. Mereka menari di udara, cahayanya berpendar-pendar seperti bintang-bintang kecil yang menghiasi langit malam. Hutan yang tadinya gelap berubah menjadi panggung keajaiban, dengan lampu alami kunang-kunang yang berkelap-kelip di antara dedaunan.
“Lihat,” bisik sang ayah kepada istrinya, sambil menunjuk ke arah cahaya kecil yang beterbangan. “Itu lampu Natal kita. Mungkin bukan seperti di kota, tapi indahnya jauh lebih berarti.”
Sang ibu mengangguk, menggenggam tangan suaminya erat. Di tengah kesederhanaan itu, mereka merasakan hangatnya kasih dan damai Natal, yang hadir bahkan di tempat paling terpencil di dunia.
Jajaran Papedanews mengucapkan Selamat Hari Raya Natal 2024. Kiranya damai dan sukacita Natal menyertai kita semua. Tuhan Yesus memberkati kita.
( papedanews )