TIGA LEMBAGA ADAT PAPUA: LMA, DAP, DAN PERKUMPULAN MASYARAKAT MEEPAGO PROVINSI PAPUA TENGAH.

- Penulis

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:01

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nabire,Papua Tengah papedanews.com Dalam tatanan kehidupan masyarakat adat di tanah Papua, peran lembaga adat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam menjaga martabat, hak, dan jati diri orang asli Papua. 27 Oktober 2025

 

Tiga lembaga utama yang saat ini memiliki pengaruh dan tanggung jawab besar dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat adat adalah Lembaga Masyarakat Adat (LMA) yang didirikan oleh Dr. Ir. Lenis Kogoya, Dewan Adat Papua (DAP) yang lahir dari Rapat Kerja III Jayapura, serta Lembaga Perkumpulan Masyarakat Meepago Provinsi Papua Tengah di bawah kepemimpinan Melkias Keiya, Kepala Suku Besar wilayah Meepago.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Ketiga lembaga ini memiliki landasan, struktur, serta ruang lingkup kerja yang berbeda namun saling melengkapi dalam menjaga kehormatan dan kedaulatan adat di tanah Papua.

1. LEMBAGA MASYARAKAT ADAT (LMA) – DIDIRIKAN OLEH DR. IR. LENIS KOGOYA

 

Lembaga Masyarakat Adat (LMA) adalah organisasi adat yang lahir atas kesadaran untuk menyatukan seluruh masyarakat adat Papua di bawah satu payung koordinasi resmi. Lembaga ini dipelopori dan didirikan oleh Dr. Ir. Lenis Kogoya, seorang tokoh nasional Papua yang juga pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia bidang Papua. LMA berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat, baik di tingkat lokal, nasional, maupun dalam relasi dengan pemerintah pusat.

Sebagai lembaga yang diakui secara resmi oleh negara, LMA memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi jembatan antara masyarakat adat dan pemerintah, agar pembangunan dapat berjalan dengan menghargai hak ulayat dan kearifan lokal.

 

Tugas dan Tanggung Jawab LMA:

• Melindungi hak-hak masyarakat adat Papua di seluruh aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

• Mengadvokasi dan memperjuangkan tanah adat dan sumber daya alam agar tidak dieksploitasi tanpa izin masyarakat adat.

• Menjadi wadah komunikasi resmi antara masyarakat adat Papua dan pemerintah pusat maupun daerah.

• Menjaga persatuan antar-suku dan wilayah adat, serta mengembangkan nilai-nilai kebersamaan dalam semangat NKRI.

• Memberi masukan, rekomendasi, dan pertimbangan adat kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan yang menyentuh kepentingan masyarakat adat.

• Mendorong pembangunan berbasis kearifan lokal agar kemajuan yang dicapai tidak menghilangkan identitas adat dan budaya.

Dengan kiprah dan dedikasi yang kuat, LMA di bawah kepemimpinan Dr. Ir. Lenis Kogoya terus menjadi contoh lembaga adat yang mampu menyeimbangkan perjuangan adat dan arah pembangunan bangsa.

 

2. DEWAN ADAT PAPUA (DAP) – LAHIR DARI RAKER III JAYAPURA

Berbeda dengan LMA yang lebih menekankan aspek kerja sama dengan pemerintah, Dewan Adat Papua (DAP) lahir dari semangat perjuangan rakyat adat untuk mempertahankan hak-hak politik dan budaya orang asli Papua. Lahir melalui Rapat Kerja (Raker) III di Jayapura, DAP menjadi simbol kebangkitan masyarakat adat Papua dalam menyuarakan keadilan, kedaulatan, dan perlindungan hukum adat.

 

DAP bersifat lebih ideologis dan independen, dengan fokus utama pada pembelaan hak-hak dasar orang asli Papua (OAP) serta pelestarian hukum adat di seluruh wilayah adat Papua, yaitu Mamta, Meepago, Lapago, Animha, dan Saireri.

Tugas dan Tanggung Jawab DAP:

 

• Menegakkan hukum adat dan norma budaya sebagai dasar kehidupan masyarakat asli Papua

• Menyuarakan aspirasi politik dan budaya masyarakat adat baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.

• Mengawal pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) agar benar-benar berpihak kepada masyarakat adat Papua.

• Menjadi mediator dan penengah dalam penyelesaian konflik antara masyarakat dan pemerintah.

• Mendorong pelestarian bahasa daerah, ritual adat, dan sistem nilai leluhur agar tidak punah di tengah modernisasi.

• Membangun solidaritas dan jaringan kerja antar-wilayah adat Papua untuk memperkuat persatuan orang asli Papua.

DAP tampil sebagai lembaga perjuangan yang mengedepankan keberanian moral dan kesetiaan pada nilai-nilai leluhur, serta menjadi benteng pelindung bagi masyarakat adat di seluruh tanah Papua.

 

3 LEMBAGA PERKUMPULAN MASYARAKAT MEEPAGO – PROVINSI PAPUA TENGAH (DIPIMPIN OLEH MELKIAS KEIYA)

Lembaga ini merupakan wadah adat resmi yang menaungi seluruh masyarakat wilayah adat Meepago, yang meliputi delapan kabupaten/kota di Provinsi Papua Tengah. Di bawah kepemimpinan Melkias Keiya, selaku Kepala Suku Besar wilayah Meepago, lembaga ini dibentuk untuk memperkuat koordinasi antar Kepala Suku dan mempersatukan seluruh masyarakat Meepago dalam satu kesatuan adat yang kuat, bermartabat, dan sejahtera.

 

Sebagai lembaga adat tingkat provinsi, Lembaga Perkumpulan Masyarakat Meepago berperan penting dalam mendukung pemerintah daerah, khususnya dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat adat, tanpa meninggalkan nilai dan sistem adat yang telah diwariskan oleh para leluhur.

Baca Juga:  Agus Fatoni Menerima Penghargaan Dan Pin Emas Oleh Wakil Menteri BUMN di HUT Ke-64 Jasa Raharja

 

Tugas dan Tanggung Jawab:

• Mengkoordinasikan seluruh Kepala Suku di delapan kabupaten/kota wilayah Meepago untuk menjaga persatuan dan kesatuan adat.

 

• Menjadi mitra strategis Pemerintah Provinsi Papua Tengah dalam pembangunan daerah berbasis kearifan lokal.

 

• Menjaga ketertiban, keamanan, dan kedamaian di wilayah adat, terutama dalam masa politik dan sosial masyarakat.

• Mendorong pengembangan ekonomi rakyat, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat adat.

• Melestarikan kebudayaan dan bahasa lokal suku-suku Meepago sebagai bagian dari identitas dan warisan leluhur.

• Menjadi jembatan spiritual dan sosial antara masyarakat adat, gereja, dan pemerintah.

 

• Mencegah munculnya dualisme kepemimpinan adat dengan memperkuat legitimasi Kepala-Kepala Suku yang telah dikukuhkan secara resmi.

Melalui kepemimpinan Melkias Keiya, lembaga ini terus menegaskan perannya dalam menjaga wibawa adat, memperkuat solidaritas masyarakat, dan mendorong transformasi kehidupan sosial masyarakat Meepago yang damai, sejahtera, dan beriman kepada Tuhan.

 

 

 

KESIMPULAN: SATU TUJUAN DALAM BERBAGAI PERAN

 

Ketiga lembaga adat ini memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga harkat dan martabat masyarakat adat Papua, namun masing-masing memiliki pendekatan dan fokus kerja yang berbeda.

 

• LMA berperan sebagai jembatan antara masyarakat adat dan pemerintah.

 

 

 

• DAP berperan sebagai lembaga perjuangan dan penegak hukum adat.

 

 

 

• Lembaga Perkumpulan Masyarakat Meepago menjadi penggerak sosial, budaya, dan pembangunan di tingkat provinsi.

 

Melalui sinergi dan kerja sama ketiga lembaga ini, diharapkan tanah Papua menjadi rumah besar yang damai, adil, dan sejahtera bagi seluruh anak bangsa, dengan masyarakat adat tetap berdiri teguh di atas fondasi adat, iman, dan persaudaraan sejati.

PESAN ADAT PENUTUP DARI KEPALA SUKU BESAR WILAYAH MEEPAGO, MELKIAS KEIYA 

Dalam pernyataannya kepada media, Kepala Suku Besar Wilayah Meepago Provinsi Papua Tengah, Melkias Keiya, menegaskan pentingnya peran lembaga adat sebagai pilar moral dan penjaga keseimbangan dalam kehidupan masyarakat Papua. Ia menyampaikan bahwa Lembaga Masyarakat Adat, Dewan Adat Papua, dan Lembaga Perkumpulan Masyarakat Meepago bukanlah pesaing, melainkan mitra yang memiliki tujuan sama untuk menjaga kedamaian dan martabat tanah Papua.

 

Kami masyarakat adat Meepago berdiri di atas kebenaran adat dan kasih persaudaraan.

 

Tidak boleh ada pertentangan dan perpecahan di antara lembaga adat, karena kita semua berasal dari satu akar, satu tanah, dan satu darah yang diberkati Tuhan,”

tegas Melkias Keiya, Kepala Suku Besar Wilayah Meepago Provinsi Papua Tengah.

Ia menambahkan bahwa pembangunan di tanah Papua hanya akan berhasil jika adat dan pemerintah berjalan beriringan dalam kasih dan ketulusan. Sebab, bagi masyarakat adat Meepago, adat bukan sekadar aturan, tetapi roh kehidupan yang mengatur hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

 

Tugas kami sebagai Kepala Suku adalah menjaga agar adat tidak hilang, dan rakyat tidak tertindas.

 

Kami berdiri untuk melindungi hak-hak masyarakat adat, menyatukan semua suku, dan memastikan setiap keputusan besar di tanah Papua menghormati suara masyarakat adat,”

 

ujar Melkias Keiya dengan penuh keyakinan.

Kepala Suku Besar Meepago juga menyerukan kepada seluruh masyarakat di delapan kabupaten/kota di Provinsi Papua Tengah untuk tetap menjaga persatuan dan kedamaian, terutama menjelang pesta demokrasi dan berbagai agenda sosial kemasyarakatan. Menurutnya, persatuan adalah kekuatan terbesar masyarakat adat dalam menghadapi setiap tantangan zaman.

Kita harus tetap berjalan bersama, saling menopang dan mengasihi.

Tanah ini diberkati Tuhan untuk semua anak-Nya, maka jangan kita kotori dengan kebencian, iri hati, dan perpecahan,”

 

tutup Melkias Keiya, seraya mengajak seluruh masyarakat Papua Tengah untuk tetap teguh dalam iman, berakar dalam adat, dan maju bersama dalam damai.

 

 

 

PENUTUP

 

 

 

Melalui pandangan dan ketegasan tokoh adat seperti Melkias Keiya, serta kerja sinergis dari Lembaga Masyarakat Adat (LMA), Dewan Adat Papua (DAP), dan Lembaga Perkumpulan Masyarakat Meepago, diharapkan lahir satu semangat besar: Papua yang bermartabat, berdaulat dalam adat, dan sejahtera dalam persaudaraan.

 

Papua bukan hanya tanah leluhur, tetapi juga simbol kehidupan, tempat kasih, adat, dan iman bertemu menjadi satu harmoni.

Dari Meepago untuk seluruh tanah Papua, suara adat terus bergema sebagai cahaya penerang bagi generasi kini dan yang akan datang.

Berita Terkait

Tokoh Depapre Ingatkan Warga Papua Jangan Terhasut Hoaks dan Propaganda OPM
Bertindak Selaku Inspektur Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97, Ini Pesan Waka Polda Papua Tengah
Ketua Perdamaian dan Keadilan Pdt. Deserius Adii dan Kepala Suku Besar Meepago Melkias Keiya Serukan Persatuan dan Keutuhan Adat..
Bentuk kepedulian ,Presiden Prabowo berikan hadiah motor tiga roda untuk kepala suku nayak
Kapolres Nabire Pastikan Kondisi Aman! Warga Diimbau Bijak Tangkal Isu Hoaks KKB*
Berkas Perkara DInyatakan Lengkap, Dua Tersangka Curanmor Dilimpahkan Polisi Ke Kejaksaan Nabire
Kapolda dan Kapolres melakukan pendakian ke Puncak Batu Peradaban: Ketangguhan yang Teruji di Bawah Terik Matahari
HUT3 HKJSM, Mengusung Tema meneguhkan persaudaraan dan menguatkan kebhinekaan dalam kebersamaan, siap menggelar Musda besar besaran
Berita ini 78 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 10:26

Tokoh Depapre Ingatkan Warga Papua Jangan Terhasut Hoaks dan Propaganda OPM

Selasa, 28 Oktober 2025 - 02:18

Bertindak Selaku Inspektur Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97, Ini Pesan Waka Polda Papua Tengah

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:08

Ketua Perdamaian dan Keadilan Pdt. Deserius Adii dan Kepala Suku Besar Meepago Melkias Keiya Serukan Persatuan dan Keutuhan Adat..

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:01

TIGA LEMBAGA ADAT PAPUA: LMA, DAP, DAN PERKUMPULAN MASYARAKAT MEEPAGO PROVINSI PAPUA TENGAH.

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:40

Bentuk kepedulian ,Presiden Prabowo berikan hadiah motor tiga roda untuk kepala suku nayak

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 15:15

Berkas Perkara DInyatakan Lengkap, Dua Tersangka Curanmor Dilimpahkan Polisi Ke Kejaksaan Nabire

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 12:02

Kapolda dan Kapolres melakukan pendakian ke Puncak Batu Peradaban: Ketangguhan yang Teruji di Bawah Terik Matahari

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 08:25

HUT3 HKJSM, Mengusung Tema meneguhkan persaudaraan dan menguatkan kebhinekaan dalam kebersamaan, siap menggelar Musda besar besaran

Berita Terbaru